Minggu, 20 April 2014

Cerita Tentang Cola

"CTEK!" Suara bidak kuda berpindah dari kotak B8 ke kotak C6. Pion gue sebenarnya bisa makan kuda itu, tapi kalau gue makan nanti langsung dimakan balik dengan peluncur hitam milik lawan yang dari tadi sudah nangkring kotak B7. Gue diam, mengepalkan tangan lalu menaruhnya di dagu layaknya Shinichi Kudo sedang berpikir. Andai ada cermin disitu gue pasti bisa melihat tampang dan gaya gue yang ganteng sekali.

Itulah mainan baru gue, catur. Siang-siang kalau sedang suntuk begini biasanya gue main catur di iPad gue lawan komputer yang tentunya bertingkat kesulitan.. very easy. Sebenarnya sudah lama juga sih game catur ini ter-install di iPad tapi gue baru lumayan rutin dan mulai suka memainkannya akhir-akhir ini setelah sekian lama melihat Ken, teman kampus gue main catur melulu lawan teman-teman gue yang lain. Baru sekarang gue menemukan betapa indahnya seni dalam bermain catur (halah). Berhubung gue masih cupu jadi ya seringnya kalah mulu. Kadang menguasai pertandingan juga sih, tapi ya ujung-ujungnya stalemate alias seri.